Jumat, 23 Januari 2009

Juru Kunci

Apa yang ada dalam fikiran anda jika mendengar kata ‘Juru Kunci’ ? Membayangkan tempat-tempat mistis yang dijaga oleh seseorang yang diberi gelar Juru Kunci. Sebagian lain akan ingat pada seorang tukang jaga yang tugasnya memang membuka dan mengunci kembali suatu tempat atau ruangan. Atau mungkin anda sendiri akan membayangkan hal lain. Bahkan mungkin anda punya pengalaman tidak menyenangkan terhadap juru kunci atau anda sendiri punya peran sebagai ’Juru Kunci’.

Cerita dari ’Seorang Teman’, ternyata cukup menarik dan mengundang simpati. Rapat Kerja dibatalkan karena sudah dua jam mereka menunggu diluar sebuah ruangan yang ’Juru Kunci’ nya tak kunjung datang.
Bagi orang-orang yang pernah melecehkan, merendahkan seorang ’Juru Kunci’ semoga tersadarkan bahwa mereka tidaklah pantas untuk dilecehkan. Ternyata sebuah acara penting bisa gagal dilaksanakan tanpa kehadiran mereka.

Lalu bagaimana pula kalau ’Sang Juru Kunci’ tidak punya kunci ?
Bagaimana jadinya kalau mereka kehilangan Kuncinya ?

Apa yang akan terjadi kalau sekiranya Kunci ditangan anda adalah sebuah kunci pembuka pintu rahasia untuk mengirim bantuan Obat dan Makanan di Jalur Gaza ?

Bayangkan betapa kecewanya para nasabah yang akan mengambil barang didalam Save Deposit Box disebuah Bank, karena Anda sebagai petugas Bank LUPA kunci pasangan untuk membukanya.

Bayangkan orang terpaksa tidak bekerja dan hanya menunggu diluar kantor gara-gara Anda ketinggalan kunci. Parahnya besoknya terulang lagi, lagi… dan lagi. Hanya karena anda tidak cepat untuk mencari solusinya.

Anda punya pengalaman dan masukan untuk orang seperti diatas ? Mari berbagi.

Sang Juru Kunci adalah orang yang seharusnya datang duluan untuk mempersilahkan orang lain masuk dan pulang belakangan dengan memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam ruangan. Jangan timpakan akibat kelalaian kita kepada orang lain. Sesungguhnya dari sebuah kunci yang kecil terdapat tanggungjawab yang besar. Kalaulah menjaga kunci yang kecil saja kita belum bisa, bagaimana kita akan mengemban kepercayaan / tugas yang lebih besar ? misalnya sebagai pemimpin Bangsa.~#

1 komentar:

  1. Kadangkala yang pahit bukan ketiadaan kunci ditanggan kita. Sebab Kalau kunci tiada paling-paling kita menjadi penyabar menunggu diluar. Namun ketika kita punya kunci disaat itu banyak hal yang menumpuk dipundak kita. Baik masalah waktu, takut kehilangan kunci atau takut salahgunakan kunci.
    Akan tetapi dalam setiap rumah, ruangan, dan tempat punya kuncinya masing-masing. Apakah kita punya kunci itu??

    BalasHapus

Terimakasih Atas Komentar Yang diberikan