Jumat, 10 April 2009

Munajat

Ya Allah………
Usaha telah kami lakukan
Segenap daya telah kami kerahkan
Segenap fikiran telah kami curahkan

Setapak jejak telah kami lewati
Segenggam asa telah kami gantungkan
Setitik peluh telah mengering
Segores luka telah membekas

Silaturrahim telah kami lakukan
Kepedulian telah kami zahirkan
Tiba saatnya menunggu ketetapan
Dalam penantian kami atas keputusanmu

Ya Allah...
Berikan kami pemimpin yang takut kepadaMU
Yang mencintai kami rakyatnya
Selamatkan bangsa kami......

Jumat, 06 Maret 2009

KUPU-KUPU

Seorang anak nampak tercengang mengamati kupu-kupu yang sedang terbang. Sambil menunjuk kearah terbangnya sang kupu-kupu., dia berusaha mengikuti dengan langkah kecilnya. Entah apa yang ada difikirannya, sementara sang Ayah tersenyum melihat tingkah Anaknya.
Lalu sang Ayah memanggilnya dan mencoba bercerita tentang hidup kupu-kupu….

Fase Pertama

TELUR
Telur di lekatkan oleh Induknya pada Daun, Telur diam tidak bergerak sampai menetas
Fase kedua

ULAT
Ulat memakan daun sebanyak-banyaknya, Untuk memperbesar tubuhnya. Intinya ‘Tukang Makan’
Fase Ketiga

KEPOMPONG
Sampai Masa tertentu mereka Berpuasa untuk Lahir sebagai Makhluk Baru
Fase Keempat

KUPU-KUPU
Menjadi kupu-kupu yang indah, Makan yang baik dari Sari / Madu Bunga, Membantu Penyerbukan Bunga
Fase Kelima
.
MATI
Menjadi Aneka Hiasan ditangan Orang Kreatif

Sahabat....kalau kita coba membandingkan dengan kita Manusia, setelah Fertilisasi (pembuahan) terjadi, lalu menempel dengan kuat ke Rahim Ibu. Selama masih dalam kandungan, kita sangat tergantung dengan suplai kebutuhan dari ibu melalui plesenta.
Setelah itu Manusia melalui masa Bayi, Balita & Masa Anak-anak. Pada fase ini manusia gembira, sedih dan lingkungan berperan sangat besar terhadap perkembangan seorang anak.

Memasuki masa Remaja, inilah masa Pembentukan Jati Diri. Mau jadi apa ketika Dewasa, dominan dipengaruhi oleh masa Remaja.
Sampailah manusia pada masa Dewasa, masa untuk menjadi orang yang produktif, beramal dan bermanfaat bagi orang lain.
Setelah itu kematian datang dan yang tinggal hanya nama.

Ada yang hanya menikmati kehidupan sebelum mereka menetas menjadi ulat. Karena daun tempat mereka melekat dipangkas manusia....
Ada yang menikmati hidup sampai masa mereka menjadi ulat. Dengan orientasi hanya makan dan makan, egois, merusak indahnya bunga tempat mereka menumpang. Daun hanya tinggal tulang-tulangnya, kuntum bunga tidak mekar karena telah mereka makan, jika tersentuh, manusia akan merasa gatal dan iritasi. Intinya mereka menjadi makhluk yang merusak. Namun mereka juga punya musuh yakni Burung yang akan mengakhiri hidup mereka.
Ada yang menikmati hidup sampai masa kepompong, mereka tidak bisa lagi bergerak, kelangsungan hidupnya tergantung koondisi kepompong. Kalau kuat terhadap goncangan dan gangguan maka mereka akan mulus melewatinya menuju kedewasaan. Begitu pula sebaliknya.
Bagi yang sampai pasa masa menjadi kupu-kupu, dengan warna yang indah, inilah masa kebebasan. Terbang kesana-kemari, hinggap disana-sini, membantu penyerbukan bunga, melangsungkan hidupnya dari makanan yang baik. Lalu mewariskan generasi yang akan menggantikan mereka. Telur dilekatkan pada daun.
Selesai lah tugas mereka, dan selesai pula urusannya dengan datangnya kematian.
Namun bagi manusia urusan belum selesai, fase baru kehidupan kembali dimulai. Dan orang yang mereka tinggalkan mulai membicarakan kiprahnya ketika hidup. Dan yang tinggal hanya nama.....

Sahabat,...kita tidak tahu pasti difase mana kita berhenti. ....
Mari berazzam (tekad yang kuat) untuk senantiasa menjalani kehidupan yang baik....
Wariskan pada mereka iman yang kuat.....
Wariskan generasi yang kita tinggalkan bekal yang cukup....
Wariskan pada mereka karya-karya nyata....

Semoga.#~

Selasa, 27 Januari 2009

WAKTU

Dipenghujung tahun 2008, saat hari-hari bulan Desember tersisa dalam hitungan jari orang berbondong-bondong pergi ke berbagai tempat. Ada yang sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari, ada juga yang tak sempat membuat rencana namun tetap juga pergi. Yang penting bagi mereka meninggalkan rutinitas sepanjang tahun ini. Untuk yang kedua ini kalau ditanya mengapa mereka harus pergi juga, akan kita dapatkan jawaban yang beragam.
Ada yang akan menjawab ikut teman,
Karena yang lain pergi semua sehingga tidak enak tinggal sendiri,
Dan jawaban-jawaban lainnya.

Wajar-wajar saja mereka memanfaatkan masa liburan akhir tahun dan awal tahun baru. Sisi positifnya mereka tak rela membiarkan tahun (waktu) berganti begitu saja. Termasuk untuk melakukan hal-hal positif yang akan bermanfaat besar untuk diri sendiri. bahkan lebih lagi, untuk khalayak ramai. Kalau memang demikian, artinya mereka termasuk orang yang terbiasa menghargai waktu, atau minimal masih memberi penghargaan terhadap waktu.

Seorang tokoh pergerakan abad ini dari Mesir memberikan ungkapan bijak “Kewajibanmu Lebih Banyak Dari Waktu Yang Tersedia” demikian menurut Hasan Al Banna. Sementara itu dari pepatah arab mengatakan “ Waktu itu Adalah Pedang”. Pedang yang akan menebas lawan dengan cepat, sebaliknya jika tidak pandai menggunakannya akan melukai diri sendiri

Jadi bagaimana dengan kita ?.....

Jumat, 23 Januari 2009

Juru Kunci

Apa yang ada dalam fikiran anda jika mendengar kata ‘Juru Kunci’ ? Membayangkan tempat-tempat mistis yang dijaga oleh seseorang yang diberi gelar Juru Kunci. Sebagian lain akan ingat pada seorang tukang jaga yang tugasnya memang membuka dan mengunci kembali suatu tempat atau ruangan. Atau mungkin anda sendiri akan membayangkan hal lain. Bahkan mungkin anda punya pengalaman tidak menyenangkan terhadap juru kunci atau anda sendiri punya peran sebagai ’Juru Kunci’.

Cerita dari ’Seorang Teman’, ternyata cukup menarik dan mengundang simpati. Rapat Kerja dibatalkan karena sudah dua jam mereka menunggu diluar sebuah ruangan yang ’Juru Kunci’ nya tak kunjung datang.
Bagi orang-orang yang pernah melecehkan, merendahkan seorang ’Juru Kunci’ semoga tersadarkan bahwa mereka tidaklah pantas untuk dilecehkan. Ternyata sebuah acara penting bisa gagal dilaksanakan tanpa kehadiran mereka.

Lalu bagaimana pula kalau ’Sang Juru Kunci’ tidak punya kunci ?
Bagaimana jadinya kalau mereka kehilangan Kuncinya ?

Apa yang akan terjadi kalau sekiranya Kunci ditangan anda adalah sebuah kunci pembuka pintu rahasia untuk mengirim bantuan Obat dan Makanan di Jalur Gaza ?

Bayangkan betapa kecewanya para nasabah yang akan mengambil barang didalam Save Deposit Box disebuah Bank, karena Anda sebagai petugas Bank LUPA kunci pasangan untuk membukanya.

Bayangkan orang terpaksa tidak bekerja dan hanya menunggu diluar kantor gara-gara Anda ketinggalan kunci. Parahnya besoknya terulang lagi, lagi… dan lagi. Hanya karena anda tidak cepat untuk mencari solusinya.

Anda punya pengalaman dan masukan untuk orang seperti diatas ? Mari berbagi.

Sang Juru Kunci adalah orang yang seharusnya datang duluan untuk mempersilahkan orang lain masuk dan pulang belakangan dengan memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam ruangan. Jangan timpakan akibat kelalaian kita kepada orang lain. Sesungguhnya dari sebuah kunci yang kecil terdapat tanggungjawab yang besar. Kalaulah menjaga kunci yang kecil saja kita belum bisa, bagaimana kita akan mengemban kepercayaan / tugas yang lebih besar ? misalnya sebagai pemimpin Bangsa.~#

Sabtu, 17 Januari 2009

Mulai

Hari ini jam 19.45 WIB, Aku memulai membuat Blog diBlogger. untuk Menuju Hidup yang Lebih Baik. Silahkan Berkunjung, terimakasih atas nasehat, pesan, komentar yang anda tinggalkan. Semoga Hidup Kita Senantiasa Menjadi Lebih Baik.